semangat hidup
Penyakit Stroke semakin lama beralih dari penderita berusia tua menjadi penderita berusia produktif. Bersemangat dalam menjalani hidup merupakan hal yang harus dilakukan ketika kita masi muda.
Pesan itu disampaikan oleh Ketua Harian Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), Prof Dr Haryono Suyono dalam konferensi pers Hari Stroke Sedunia ‘Kenali Risikomu, Cegah Stroke’ di Hotel Intercontinental MidPlaza Jakarta, Kamis (27/10/2011). Hari stroke sedunia sendiri diperingati setiap 29 Oktober.
“Dalam masyarakat dengan sofistikasi tinggi (sangat sibuk) seperti sekarang, tingkat stres sangat tinggi dan pola makan cenderung buruk. Akibatnya risiko stroke di usia muda meningkat,” ungkap Prof Haryono yang juga mantan Menko Kesejahteraan Rakyat era Soeharto.
Menurut Prof Haryono, saat ini stroke makin sering menyerang usia muda yakni sekitar 30-an tahun. Di Yastroki sendiri, pasien yang mengalami stroke di usia tersebut baru sekitar 10 persen tetapi diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat.
Karena itu, Prof Haryono menyarankan agar kaum muda menjalani hidupnya dengan penuh GAIRAH agar terhindar dari risiko stroke. GAIRAH yang dimaksud merupakan singkatan dari sejumlah tips hidup sehat, yang kepanjangannya adalah sebagai berikut.
1. Gaya hidup sehat
Termasuk di dalamnya adalah mengatur pola dan jenis makanan, istirahat yang cukup serta banyak olahraga.
Termasuk di dalamnya adalah mengatur pola dan jenis makanan, istirahat yang cukup serta banyak olahraga.
2. Aktif bersilaturahmi
Dalam masyarakat modern, kurangnya silaturahmi menjadi salah satu pemicu stres. Berbagai persoalan dan beban hidup akan terasa berat jika tidak ada orang lain yang bisa diajak berbagi.
Dalam masyarakat modern, kurangnya silaturahmi menjadi salah satu pemicu stres. Berbagai persoalan dan beban hidup akan terasa berat jika tidak ada orang lain yang bisa diajak berbagi.
3. Ingat dan takwa pada Tuhan
Keyakinan bahwa umur dan kesehatan sudah diatur oleh Sang Pencipta, sedikit banyak akan mengurangi tingkat stres sehingga risiko stres berkurang.
Keyakinan bahwa umur dan kesehatan sudah diatur oleh Sang Pencipta, sedikit banyak akan mengurangi tingkat stres sehingga risiko stres berkurang.
4. Rasa cinta dan peduli sesama
Kurangnya kepedulian terhadap lingkungan sering membuat orang merasa paling menderita, padahal di luar sana masih banyak yang lebih tidak beruntung. Akibatnya jadi gampang stres, risiko stroke meningkat.
Kurangnya kepedulian terhadap lingkungan sering membuat orang merasa paling menderita, padahal di luar sana masih banyak yang lebih tidak beruntung. Akibatnya jadi gampang stres, risiko stroke meningkat.
5. Amalkan ilmu tentang stroke
Segala hal mulai dari pencegahan, deteksi dini hingga penanganan stroke tidak cukup hanya diketahui saja. Butuh penerapan yang nyata, agar benar-benar terhindar dari stroke.
Segala hal mulai dari pencegahan, deteksi dini hingga penanganan stroke tidak cukup hanya diketahui saja. Butuh penerapan yang nyata, agar benar-benar terhindar dari stroke.
6. Humor yang sehat
“Orang hidup itu tidak boleh merengut,” pesan Prof Haryono.
“Orang hidup itu tidak boleh merengut,” pesan Prof Haryono.
Artinya seberat apapun beban hidup, jika disikapi dengan sedikit rasa humor maka orang tersebut tidak akan mudah stres. Fungsi tubuhnya yang normal akan lebih terjaga, salah satunya jadi jarang kena stroke.
Saat ini, stroke menjadi salah satu penyakit tidak menular yang paling mematikan. Diperkirakan tiap 6 detik ada 1 orang di seluruh dunia meninggal karena stroke, sementara di Indonesia penyakit stroke menyumbang 15,4 persen kematian pada kelompok usia di atas 5 tahun (data Riskesdas 2007).
0 komentar:
Posting Komentar